Ilustrasi, sumber foto: Shutterstock
Telur asin adalah istilah umum untuk makanan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara digarami. Bahan baku utama yang digunakan biasanya telur bebek atau telur bebek. Waspadai risiko kesehatan yang muncul akibat terlalu sering mengonsumsi telur asin.
Rasa asin dan tekstur kuning telurnya yang berpasir membuat telur asin cocok sebagai lauk atau sebagai camilan. Dari segi gizi, telur asin mengandung lemak, protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, magnesium, kalium, dan vitamin A.
Namun, kamu perlu mewaspadai bahaya telur asin jika dikonsumsi secara berlebihan. Ini karena telur asin mengandung natrium (sodium) dan kolesterol yang tinggi.
Fakta Mengenai Asupan Garam Tubuh
Nama lain garam adalah natrium klorida (NaCI). Makanan yang tinggi garam mengandung natrium yang tinggi. Kandungan natrium yang tinggi biasanya ditemukan pada makanan siap saji dan olahan atau kemasan. Telur asin juga tinggi natrium.
Sodium sendiri adalah zat yang merupakan elektrolit dan mineral. Zat ini dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menjaga kadar air di dalam dan di luar sel, serta mendukung kerja otot dan saraf. Sebagian besar natrium ditemukan di dalam darah dan cairan getah bening, yaitu sebanyak 85 persen.
Bahaya Makan Telur Asin Secara Berlebihan
WHO (World Health Organization) atau Lembaga Kesehatan Dunia merekomendasikan asupan garam hanya 5 gram (setara dengan 2.000 mg sodium) per hari. Jarang, seseorang bisa mengalami kekurangan natrium, kecuali saat menderita diare, malnutrisi, dan gagal jantung. Sebaliknya, terlalu banyak natrium juga jelas tidak baik untuk kesehatan dan bisa menimbulkan berbagai gangguan.
Berikut ini adalah beberapa resiko berbahaya akibat mengkonsumsi telur asin dalam jumlah berlebihan:
Kadar garam yang tinggi pada telur asin dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan menambah beban kerja jantung.
Telur asin dengan kandungan garam yang tinggi juga dapat menyebabkan hipertensi sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Berdasarkan sejumlah penelitian, pola makan tinggi kandungan garam, termasuk terlalu sering mengonsumsi telur asin, bisa meningkatkan risiko kanker perut. Pasalnya, konsumsi garam yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan Helicobacter pylori, bakteri penyebab radang dan tukak lambung, serta meningkatkan risiko kanker lambung. Selain itu, telur asin dan asupan garam tinggi lainnya juga dapat merusak lapisan lambung sehingga lebih rentan terhadap karsinogen.
Oleh karena itu, untuk terhindar dari penyakit-penyakit di atas, kamu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang asin, termasuk telur asin dengan bijak.
Tips Mengurangi Konsumsi Sodium Tinggi
Selain membatasi konsumsi telur asin, kamu juga perlu mengontrol asupan garam dengan menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang. Berikut tips mengatur pola makan untuk menghindari asupan natrium atau garam yang tinggi:
Pilih makanan yang berlabel rendah natrium. kamu juga disarankan untuk menggunakan bahan yang belum diolah dan menghindari bahan yang sudah diproses dan dibumbui.
Jika kamu memasak makanan sendiri, coba kurangi asupan garam.
Jika kamu menggunakan pengganti garam untuk menambahkan rasa asin pada hidangan, efeknya tetap sama. Karena itu, gunakan dengan bijak.
Batasi penggunaan bumbu tambahan, seperti saus dan kecap.
Gunakan herba dari bahan atau bumbu alami.
Makan lebih banyak makanan segar, seperti sayur dan buah, karena mengandung kadar natrium yang rendah.
Telur asin dan makanan olahan lainnya enak ditambahkan ke lauk pauk. Namun, kamu disarankan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan, agar terhindar dari berbagai bahaya telur asin seperti yang telah dijelaskan di atas. Konsultasikan dengan dokter kamu untuk mengetahui batasan aman mengkonsumsi telur asin, terutama jika kamu memiliki kondisi medis tertentu.
Situs Poker Online | Agen Poker Online | Bandar Judi Poker Online | Juragan Kiu
No comments:
Post a Comment