Sunday, October 3, 2021

Pasukan yang Melawan Junta Serang Iring-Iringan Pasukan Keamanan di Yangon

 

Juragan Kiu - Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer


Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), pasukan yang dibentuk oleh National Unity Government (NUG) untuk melawan junta militer Myanmar, menyerang iring-iringan pasukan keamanan di dekat Yangon.


Dikutip dari The Straits Times, serangan bom yang diikuti dengan baku tembak itu menewaskan beberapa orang. Serangan itu terjadi saat pasukan keamanan berada di Khayan, sebuah pusat komersial di pinggiran Yangon, Jumat (17/9/2021).


Laporan korban jiwa


Menurut junta militer, akibat serangan itu seorang penjaga keamanan terluka. Di sisi PDF, beberapa orang tewas, tanpa memberikan angka pasti, dan satu orang terluka. Junta juga menyita senjata api dan bahan peledak selama bentrokan.


Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa setidaknya dua anggota PDF telah meninggal dan satu orang ditangkap.


Junta dilaporkan membakar habis sebuah desa


Sebagai informasi, bulan lalu NUG mendeklarasikan perang defensif melawan junta dan mendesak warga sipil untuk menekan aset junta. NUG, yang sebagian besar terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan dan politisi Liga Demokrasi Nasional (NLD), telah mendesak pejabat publik untuk meninggalkan jabatannya.


Konflik juga meningkat di wilayah Sagaing dan Magway, di mana penduduk menuduh militer membakar rumah dan menggusur ribuan orang. 


"Militer telah menghancurkan wilayah kami karena pasukan perlawanan lokal," kata seorang wanita berusia 25 tahun dari kotapraja Gangaw Magway.


"Saya kehilangan beberapa teman saya. Saya sakit hati karena menyaksikan semua kekejaman mereka dengan mata kepala sendiri," tambahnya.


Gerakan antijunta menargetkan aset negara


Penduduk kotapraja Gangaw lainnya mengatakan desa Namg Kar telah diratakan dengan tanah oleh militer sejak bentrokan pecah pada 10 September.


"Mereka mencoba membakar seluruh desa. Tapi saat itu musim hujan," kata seorang warga yang menginformasikan bahwa sekitar 4.000 warga Namg Kar telah mengungsi ke hutan terdekat.


"Mereka takut tentara karena (tentara) bisa kembali kapan saja ke desa," katanya.


Bulan lalu, pasukan pembangkang juga menghancurkan menara komunikasi Mytel milik pemerintah. Aset negara dibidik karena NUG ingin mengurangi sumber penerimaan negara.

No comments:

Post a Comment